AYAT JURNAL PENYESUAIAN
A. Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian
Ayat jurnal penyesuaian atau disebut juga adjusting entries adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan ke saldo yang sebenarnya sampai akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan penghasilan atau biaya dari suatu periode dengan periode yang lain.
Ayat jurnal penyesuaian dibuat pada akhir sebuah periode akuntansi yakni pada saat akan membuat laporan keuangan. Pada saat tutup buku, perusahaan akan menyusun laporan keuangan agar dapat menegetahui posisi keuangan pada periode akuntansi berjalan. Sebelum laporan keuangan dibuat terlebih dahulu disusun satu kertas kerja yang disebut dengan neraca lajur, neraca lajur biasanya dibuat 10 kolom atau 12 kolom.
Konsep (metode) pencatatan akuntansi:
• Cash Basis
• Acrual Basis
Cash Basis adalah pelaporan dan pengakuan pendapatan diakui pada periode pada saat kas di terima dan beban diakui pada periode saat kas dibayarkan. Misalkan pendapatan diakui dan dicatat ketika kas diterima dari pelanggan, dan beban gaji karyawan diakui dan dicatat ketika kas dibayarkan kepada karyawan, kedua-duanya baru dapat dilaporkan pada laporan perhitungan laba rugi, contoh perusahaan yang memakai cash basis biasanya perusahaan kecil.
Acrual Basis adalah pelaporan dan pengakuan pendapatan diakui pada periode saat pendapatan dihasilkan, dan beban diakui pada saat beban itu terjadi. Dalam usaha untuk menghasilkan pendapatan, dasar pembukuan akrual ini yang umum dipakai perusahaan-perusahaan.
Dengan dasar pembukuan akrual, maka untuk kepentingan laporan keuangan memerlukan penyesuaian-penyesuaian agar dapat melaporkan pendapatan yang harus diperhitungkan pada periode ini dan biaya yang harus dibebankan periode ini.
B. Tujuan Dilakukannya Penyesuaian
Mengapa perlu dibuat AJP? Berikut alasan penyebab adanya pencatatan ayat jurnal penyesuian:
• Peristiwa yang tidak tercatat setiap hari karena tidak efisien untuk melakukannya.
• Biaya yang tidak tercatat selama periode akuntansi karena mereka berakhir dengan berlalunya waktu sebagai akibat dari transaksi harian
• Item yang mungkin tidak atau belum tercatat.
• Suatu kondisi dimana transaksi sudah terjadi, tetapi belum dilakukan pencatatan pada rekening yang bersangkutan
• Kondisi yang rekeningnya sudah dicatat, tetapi kondisi saldo rekeningnya perlu dikoreksi, sehingga akan mencerminkan nilai yang sebenarnya.
Sebenarnya setelah pencatatan melalui jurnal umum, buku besar dan neraca saldo, bisa saja lansung menyusun laporan keuangan. Namun demikian perlu ada pemeriksaan yang akhirnya perlu ada penyesuaian penyesuaian, kalau jurnal penyesuaian sudah dibuat, diposting lagi ke buku besar dan menyusun neraca saldo kembali yang disebut neraca saldo disesuaikan, dan baru bisa menyusun laporan keuangan dengan baik dan benar.
C. Penyesuaian(adjusted)
Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entries) adalah ayat jurnal yang dibuat untuk menyesuiakan/memperbaiki saldo-saldo buku besar untuk menjadi saldo-saldo yang benar sehingga dapat menyusun laporan keuangan yang benar.
Pos-pos yang perlu diperbaiki atau yang perlu dibuat jurnal penyesuaian (M. Nuh, 2005:60) antara lain: 1. Pos-Pos Deferred
Pos-pos Deferred adalah pos-pos mengenai biaya-biaya dibayar dimuka dan pendapatan-pendapatan diterima dimuka yang melebihi batas akhir periode akuntansi. Jadi pos deferred dapat dikelompokan menjadi dua yaitu pos-pos dibayar dimuka dan pos-pos diterima dimuka.
a. Biaya-biaya dibayar dimuka, biaya-biaya ini pada akhir periode akuntansi harus diperjelas berapa biaya yang dibebankan pada akhir periode yang bersangkutan dan berapa yang masih berupa harta
pada periode akuntasi berikutnya, sehingga akan jelas dalam laporan keuangan beban yang dilaporkan dalam neraca.
Biaya-biaya dibayar dimuka, pada saat pembayaran ada 2 cara pencatatan yaitu:
1) Dicatat pada perkiraan harta/assets
Perkiraan-perkiraan harta yang perlu kita kenal pada saat membayar biaya dimuka, seperti:
• Asuransi dibayar dimuka (prepaid insurance)
• Iklan dibayar dimuka (prepaid advertising)
• Perlengkapan (supplies)
2) Bisa di catat pada perkiraan beban/exspense
Perkiraan-perkiraan beban yang perlu kita kenal pada saat membayar beban-beban dibayar di muka, seperti:
• Beban asuransi (insurance exspense)
• Beban iklan (advertising exspense)
• Beban perlengkapan (supplies exspense) dan lain-lain.
Pencatatan baik diakui sebagai harta maupun sebagai beban, maka beban yang dibebankan dalam tahun tutup buku (laporan keuangan) tetap harus sama. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah saat membuat jurnal penyesuian.
Contoh:
Pada tanggal 1/11/200A dibayar beban polis asuransi untuk 6 bulan sebesar Rp 1.200.000
Buatlah jurnal baik cara A maupun cara B :
a. Saat membayar asuransi
b. Saat penyesuaian akhir periode per 31 Desember 200A
c. Saat penutupan per 31 Desember 200A
d. Saat awal periode berikutnya (ayat jurnal pembalik) per 1 Januari 200B.
Bila digambarkan dalam buku besar agar dapat mengetahui berapa besarnya beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan berapa harta yang masih ada yang akan dilaporkan dalam neraca, maka akan nampak posisi sebagai berikut:
Bila pencatatan di lakukan sebagai beban, maka akan nampak sebagai berikut:
2) Bisa di catat pada perkiraan beban/exspense
Perkiraan-perkiraan beban yang perlu kita kenal pada saat membayar beban-beban dibayar di muka, seperti:
• Beban asuransi (insurance exspense)
• Beban iklan (advertising exspense)
• Beban perlengkapan (supplies exspense) dan lain-lain.
Pencatatan baik diakui sebagai harta maupun sebagai beban, maka beban yang dibebankan dalam tahun tutup buku (laporan keungan) tetap harus sama. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah saat membuat jurnal penyesuian.
Pada tanggal 1/11/200A dibayar beban polis asuransi untuk 6 bulan sebesar Rp 1.200.000
Buatlah jurnal baik cara A maupun cara B :
a. Saat membayar asuransi
b. Saat penyesuaian akhir periode per 31 Desember 200A
c. Saat penutupan per 31 Desember 200A
d. Saat awal periode berikutnya (ayat jurnal pembalik) per 1 Januari 200B.
Bila digambarkan dalam buku besar agar dapat mengetahui berapa besarnya beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan berapa harta yang masih ada yang akan dilaporkan dalam neraca, maka akan nampak posisi sebagai berikut:
Bila digambarkan dalam buku besar agar dapat mengetahui berapa besarnya pendapatan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan be rapa utang yang masih ada yang akan dilaporkan dalam neraca, maka akan nampak posisi sebagai berikut :Bila pencatatan dilakukan sebagai utang:
Bila pencatatan di lakukan sebagai beban, maka akan nampak sebagai berikut:
b. Pendapatan-Pendapatan Diterima Dimuka, pendapatan-pendapatan ini pada akhir periode akuntansi harus diperjelas berapa pendapatan yang harus diperhitungkan pada periode yang bersangkutan, sehingga akan jelas dalam laporan keuangan pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan utang yang dilaporkan dalam neraca.
Pendapatan-pendapatan yang diterima dimuka, metode pencatatan ada 2 cara yaitu:
1) Dicatat pada perkiraan utang
Contoh:
• Pendapatan sewa diterima dimuka (unearned rent)
• Pendapatan bunga diterima dimuka (unearned interest)
• Pendapatan komisi diterima dimuka (unearned commission)
2) Dicatat pada perkiraan pendapatan
Contohnya:
• Pendapatan sewa (rent revenue)
• Pendapatan bunga (interest revenue)
• Pendapatan komisi (commission revenue) dan lain-lain
Contoh:
1/09/200A diterima uang dari sewa gudang yang disewakan kepada PT. ABC untuk 1 tahun sebesar Rp 1.200.000
Buatlah jurnal:
a) Saat penerimaan pendapatan per 1 September 200A
b) Saat membuat jurnal penyesuaian per 31 Desember 200A
c) Saat membuat jurnal penutupan per 31 Desember 200A
d) Saat membuat jurnal pembalik pada awal periode berikutnya.
Bila digambarkan dalam buku besar agar dapat mengetahui berapa besarnya pendapatan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan be rapa utang yang masih ada yang akan dilaporkan dalam neraca, maka akan nampak posisi sebagai berikut :Bila pencatatan dilakukan sebagai utang:
Bila pencatatan dilakukan sebagai pendapatan, maka akan nampak sebagai berikut:
2. Pos-Pos Accrued
Pos-pos Accrued adalah pos-pos mengenai beban-beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar dan pendapatan-pendapatan yang sudah terjadi pada periode yang bersangkutan tetapi belum diterima. Jadi pos accrued dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pos-pos beban-beban yang masih harus dibayar dan pos-pos pendapatan-pendapatan yang masih harus diterima.a. Biaya-Biaya Yang Masih Harus Dibayar.Biaya-biaya yang masih harus dibayar (pos acrual) adalah biaya-biaya yang pada akhir periode akuntansi sudah tetapi belum dibayar. Biaya tersebut tetap harus dibebankan pada periode tutup buku agar dapat dilaporkan dalam laporan keuangan walaupun belum dibayar, de-ngan cara membuat jurnal penyesuaian. Sehingga beban akan nam-pak dalam laporan laba rugi dan hutang beban akan nampak dalam neraca. Ayat jurnal penyesuaian di buat:
b. Pendapatan-Pendapatan Yang Masih Harus DiterimaPendapatan-pendapatan yang masih harus diterima (pos acrual) ada-lah pendapatan-pendapatan yang pada akhir periode akuntansi su-dah terjadi tetapi belum diterima uangnya. Walaupun uangnya belum di terima tetapi pendapatannya tetap diakui dan dicatat dalam tutup buku agar dapat dilaporkan dalam laporan keuangan dengan cara mem buat jurnal penyesuaian. Sehingga pendapatan akan nampak da lam laporan laba rugi dan piutang pendapatan akan nampak dalam neraca. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat:
3. Penyusutan Aktiva TetapAktiva tetap adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dapat dipakai lebih dari satu tahun. Aktiva tetap setiap akhir periode diperhitungkan be bannya yaitu beban penyusutan aktiva tetap dengan membuat ayat jurnal penyesuaian.
Contoh kasus:Pada bulan Desember 2014 Ny. Defi membuka perusahaan per-orangan yang berupa salon kecantikan di bidang perawatan wajah bulan Desember 2014 yang lalu dimana jurnalnya, buku besar dan neraca saldo su dah disusun per 31 Desember 2014 seperti dibawah ini :
Hasil dari pemeriksaan pada akhir bulan yaitu per 31 Desember 2014, mendapatkan keterangan untuk penyesuaian sebagai berikut:
a) Persediaan perlengkapan yang masih ada per 31 Desember 2014 sebesar Rp 150.000
b) Peralatan pada bulan ini disusutkan sebesar Rp 100.000
c) Beban iklan yang masih harus dibayar sebesar Rp 150.000
d) Beban gaji yang belum dibayar sebesar Rp 250.000
Langkah berikutnya sesuai dengan siklus akuntansi, yaitu jurnal penye suaian diatas harus posting kembali kedalam buku besar yang tersedia (yang sudah ada pada bab sebelumnya) seperti berikut ini:
Dan selanjutnya perlu disusun neraca saldo yang kedua yang disebut neraca saldo disesuaikan (adjusting trial balance) seperti berikut ini:
D. Neraca Lajur (Work Sheet)
Neraca lajur (work sheet) adalah kertas berkolom sebagai kertas kerja untuk membantu menyusun lapaoran keuangan. Neraca lajur hanya dipergunakan untuk mempermudah dalam menyusun laporan keuangan pada akhir periode dalam akuntansi manual. Penyusunan neraca lajur (work sheet) dibuat dengan membuat lima lajur yang masing masing lajur dibuat kolom debit dan kredit, sehingga ada sepuluh kolom. Bentuk dan kolom-kolom neraca lajur 10 kolom seperti dibawah ini:
Prosedur Penyusunan Work Sheet.
3. Mengisi lajur neraca saldo (trial balance) dengan cara memindahkan neraca saldo yang berasal dari saldo-saldo buku besar atau dari soal yang sudah diketahui.
4. Mengisi lajur penyesuaian (adjusment) dengan cara ayat jurnal penyesuaian yang dibuat lebih dulu dipindahkan pada perkiraannya masing-masing. Dalam prakteknya ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat harus diposting ke buku besar pada perkiraannya masingmasing.
5. Mengisi lajur neraca saldo disesuaikan (adjusted trial balance) dengan cara angka-angka perkiraan yang ada di neraca saldo diperhitungkan dengan angka-angka perkiraan yang ada di lajur penyesuaian pada perkiraan yang sama, misalnya angka debit sama debit saldonya dijumlah atau kredit sama kredit juga saldonya dijumlah tetapi debit sama kredit atau sebaliknya dicari saldonya. Sedangkan untuk perkiraan yang tidak ada penyesuaian dilajur penyesuaian tidak perlu diperhitungkan, yang berarti saldonya sama dengan apa yang ada dineraca saldo.
6. Setelah neraca saldo disesuaikan selesai maka baru kita dapat menyusun laporan keuangan atau kita susun terlebih dahulu dalam lajur neraca lajur yaitu lajur laba rugi dan lajur neraca.
Untuk menyusun lajur laba rugi (income statement) dan lajur neraca (balance sheet), angka-angka yang diambil adalah dari lajur neraca saldo disesuaikan dengan cara :
• Perkiraanperkiraan riil/neraca (aktiva, hutang dan modal) dipindahkan pada lajur neraca sesuaikan dengan debit dan kreditnya.
• Perkiraanperkiraan nominal/laba rugi (pendapatan dan bebanbeban) dipindahkan ke lajur laba rugi sesuai dengan debit dan kreditnya.
• Jumlah angkaangka debit dan kredit pada lajur laba rugi dan lajur neraca tidak sama karena saldo tersebut merupakan saldo laba (bila jumlah angka kredit lebih besar dari jumlah angka debit) atau saldo rugi (bila jumlah angka debit lebih besar dari jumlah angka kredit).
Contoh:
Misalnya dari contoh Salon Defi dalam menyusun laporan keuangan dengan cara menyusun work-sheet, maka neraca saldo langsung disusun dalam work-sheet dan neraca saldo disesuaikan langsung dalam worksheet sebagai berikut:
E. Laporan Keuangan (Financial Statement)
a)Laporan perhitungan laba rugi yang disusun dari neraca lajur yaitu yang angka-angkanya diambilkan dari lajur laba rugi
b) Laporan perubahan modal yang dibuat dengan memperhitungkan mo dal awal ditambah atau dikurangi dengan laba bersih/ rugi bersih yang diperoleh dari laporan perhitungan laba rugi, dan dikurangi prive (untuk perorangan/persekutuan) atau dividen (perseroan).
c)Laporan neraca yang disusun dari neraca lajur yaitu angka-angka lajur neraca.
F. Ayat Jurnal Penutup (Closing Journal Entry)
Ayat jurnal penutup dibuat untuk menutup perkiraan-perkiraan pendapatan, beban-beban, saldo laba atau rugi dan prive (perorangan/ per sekutuan) atau dividen (perseroan). Dengan demikian perkiraan-per-kiraan yang ditutup adalah perkiraan nominal yaitu perkiraan-per kiraan yang ada di perkiraan yang dilaporkan pada perhitungan laba rugi. Cara membuat ayat jurnal penutup bisa melihat dari neraca lajur yaitu lajur laba rugi, dimana lajur debit adalah beban-beban dan lajur kre dit adalah pendapatan-pendapatan atau perkiraan-perkiraan laba rugi (nominal):
a)Pendapatan. Semua perkiraan pendapatan atau perkiraan nominal yang mempunyai saldo kredit, dipindahkan semua ke sebelah debit dan lawan perkiraannya Iktisar laba rugi sejumlah perkiraan-perkira-an pendapatan.
b)Beban. Semua beban atau perkiraan nominal yang mempunyai saldo debit dipindah ke sebelah kredit dengan lawan perkiraan Iktisar laba rugi dengan jumlah yang sama.
c)Iktisar laba rugi. Memindahkan saldo laba atau saldo rugi ke per-kiraan modal pemilik dengan lawan perkiraannya Iktisar laba rugi. Tetapi untuk perusahaan perseroan menutup laba atau saldo rugi ke da lam perkiraan Laba tak dibagi (retained earning) dengan lawan perkiraan Iktisar laba rugi.
d)Prive/ Dividen. Untuk perusahaan perorangan atau persekutuan per-ki raan prive dipindahkan ke perkiraan modal dengan lawan perkiran prive. Tetapi untuk perusahaan perseroaan menutup dividen ke perkiraan laba tak dibagikan dengan lawan perkiraan dividen.
Kemudian jurnal penutup (closing journal) ini diposting ke dalam buku besar kembali, sehingga saldo-saldo pada perkiraan nominal akan menunjukkan saldo nol, dan yang masih menunjukkan saldonya adalah perkiraan-perkiraan riil (neraca) yaitu perkiraan aktiva, kewajiban dan modal. Untuk lebih jelasnya kita perhatikan buku besar dibawah ini:
G. Neraca Saldo Setelah Penutup
Neraca saldo setelah penutup (post closing trial balance) yang dibuat dari buku besar yang sudah diposting dari jurnal penyesuaian dan jurnal penutup seperti berikut ini:
0 Comments